Belajar merupakan kegiatan yang melibatkan seluruh indra sehingga perilaku seseorang dapat berubah, baik terhadap dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya. Sedangkan mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang pengajar (guru) untuk membantu siswa dalam membangun pemahamannya. Belajar dan mengajar adalah sesuatu yang berbeda tetapi saling berkaitan satu sama lain
Prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah perilaku yang berubah karena hasil dari belajar yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Sebagai hasil dari tingkah laku yang rasional instrumental, yaitu perubahan yang kita rasakan dan disadari.tingakah laku yang selalu berkesinambungan satu dengan lainnya bermanfaat yang menjadi bekal hidup
- Positif atau berakumulasi
- Aktif sebagai kegiatan yang terencana dan dikerjakan
- Tidak berubah-ubah atau bersifat permanen
- Memiliki tujuan dan terarah
- Mencakup semua peluang kemanusiaan
Keterampilan Dasar Mengajar
Kurikulum yang sangat sempurna atau seideal apapun itu apabila tidak diimbangi dengan potensi guru dalam mengaplikasikannya maka kurikulum tersebut belum dikatakan maksimal. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan keterampilan dasar menjadi guru. Guru tidak hanya dilahirkan tetapi harus dibentuk dan dibimbing terlebih dahulu.
Keterampilan dasar adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru yang merupakan hasil dari proses belajar yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan. Keterampilan dasar mengajar menjadi bekal bagi guru atau calon guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa agar tepat sasaran.
Delapan Keterampilan Dasar Mengajar
- Questioning skill, Keterampilan dalam mengajukan pertanyaan
- Reinforcement, Keterampilan dalam memberikan penguatan atau motivasi
- Variation Stimulus, Keterampilan mengadakan variasi atau perubahan sehingga tidak membosankan
- Explanning, Keterampilan dalam menyampaikan materi atau menjelaskan
- et induction and closure, Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
- Keterampilan membimbing diskusi pada kelompok kecil
- Keterampilan dalam mengelola kelas sehingga tercapai kondisi yang optimal
- Keterampilan membimbing diskusi pada kelompok kecil
Tujuan Keterampilan mengelola kelas
a. Tujuan untuk siswa
Keterampilan mengelola kelas bagi siswa mempunyai tujuan untuk:
1) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, serta sadar untuk mengendalikan dirinya.
2) Membantu siswa agar mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.
3) Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.
b. Tujuan untuk Guru
Bagi guru, tujuan keterampilan mengelola kelas adalah untuk melatih keterampilannya dalam:
1) Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah proses belajar mengajar secara efektif.
2) Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa.
3) Memberi respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi dan yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebihan atau terus menerus melawan di kelas.
yang baik dapat dipertahankan oleh siswa atau bahkan mungkin ditingkatkan dan dapat ditularkan kepada siswa lainnya. Penguatan yang dimaksudkan dapat berupa reward yang bersipat moril juga yang bersifat material tapi tidak berlebihan.
Hal-hal yang harus dihindari
Beberapa kekeliruan yang perlu dihindari guru dalam mempraktekkan keterampilan mengelola kelas adalah :
a. Campur tangan yang berlebihan, campur tangan yang berlebihan dari guru kepada setiap perilaku kemandirian siswa akan memberikan dampak yang kurang baik, oleh karena itu campur tangan dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik di kelas.
b. Kesenyapan, proses kesenyapan memang diperlukan di kelas tapi tidak merupakan kegiatan yang berjalan dengan akumulasi yang cukup panjang, karena dapat menimbulkan perilaku yang berlebihan dari siswa dan dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan teman lainnya.
c. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan, awal dan akhir kegiatan adalah hal yang krusial bagi guru. Awal adalah pembuka jalan dalam mengorganisasikan pikiran anak untuk menemukan dan melakukan berbagai hal di kelas terutama kaitannya dengan tugasnya dan akhir adalah bentuk akumulasi tentang pemahaman atas kegiatan dan kegiatan lanjutan yang akan dilakukan siswa.
d. Penyimpangan, bentuk perilaku yang menyimpang baik secara individual maupun kaitannya dalam pelaksanaan pembelajaran.
e. Bertele-tele, kata atau kalimat yang bertele-tele dan kegiatan yang bertele-tele akan menimbulkan kebosanan dan ketidaknyamanan ketika hal itu tertuju pada satu orang saja atau pada satu pokok bahasan saja.
f. Pengulangan penjelasan yang tidak perlu, banyak hal yang baru bagi siswa yang dapat disampaikan, dan banyak hal lainnya yang juga memerlukan pengulangan. Prinsipnya adalah dimana ketika terjadi proses pengulangan adalah bentuk untuk mengkaitkan pokok bahasan, menegaskan, dan mencontohkan. Karena pengulangan bisa memunculkan persepsi yang kurang baik pada diri siswa, mungkin akan muncul anggapan bahwa guru tidak biasa mengajar.
7. Fungsi guru dalam pembelajaran
a. Fungsi Instruksional
Sepanjang sejarah keguruan, tugas atau fungsi guru yang sudah tradisional adalah mengajar (to teach), yaitu ;
· menyampaikan sejumlah keterangan dan fakta-fakta kepada murid,
· memberikan tugas-tugas kepada mereka, dan
· mengoreksi atau memeriksanya.
Fungsi intruksional inilah yang masih selalu diutamakan oleh guru, dan fungsi instruksional ini masih dominan dalam karier guru.
b. Fungsi Educational
Fungsi guru sesungguhnya bukan hanyalah mengajar, akan tetapi juga harus mendidik (to educate). Fungsi educational ini harus merupakan fungsi sentral guru. Dalam fungsi ini setiap guru harus berusaha mendidik murid-muridnya menjadi manusia dewasa.
c. Fungsi Managerial
Fungsi kepemimpinan atau managerial guru ini dalam administrasi sekolah modern tidak hanya terbatas di dalam kelas, akan tetapi juga menyangkut situasi sekolah dimana ia bekerja, bahkan menyangkut pula kegiatan di dalam masyarakat.
Referensi
Lefudin. (2014). Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: deepublish.
Mansyur. (2017). Keterampilan Dasar Mengajar dan Pengguasaan Kompetensi Guru . Jurnal el-Ghiroh , 131-132.
Santoso, H. B., & Subagyo. (2017). Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar. Jurnal taman vokasi , 41.
Thobroni, M. (2015). Belajar & Pembelajaran teori dan praktik . Yogyakarta: Ar-ruzz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar