Ramadhan adalah bulan yang ditungugu-tunggu oleh ummat Muslim. Bulan dimana Al-Qur’an diturunkan, rizqi ditambahkan, serta keberkahan berlimpah ruah. Namun, Ramadhan kali ini ada sesuatu yang berbeda, yaitu virus “Corona”.
Kamu tahu apa itu “Corona?” sejenis virus mematikan yang memangsa manusia. Kala itu, mengharuskan manusia untuk tidak kemana-mana, tepatnya #Dirumahaja. Perintah di rumah aja mengharuskan manusia untuk beribadah dari rumah, WFH, maupun aktivitas lainnya.
Demikian pun aku, yang baru jalan 2 (dua) bulan menginjak masa walimahan. Kau tahu bagaimana rasanya menikah dimasa pandemi? Dikala polisi berkeliaran kesana-kemari. Dikala keramaian dan berkumpul menjadi momok masa kini. Dikala menikah hanya mengharap akad dan restu tanpa terlibat pesta dan kumpulan sanak keluarga.
Bicara tentang keluarga, tentu tidak jauh dari kata Ayah dan Ibu. Sebuah rumah dimana selalu menjadi tempat pulang paling nyaman dan aman untuk bersama. Dimana sahur dan berbuka selalu ada moment keceriaan bersama.
Berbeda dengan biasanya, Ramadhan kali ini ku habiskan waktu di rumah mertua. Tentu banyak perbedaan dengan bersama orangtua. Namun, aku bersyukur karena memiliki orangtua kedua dimana ia menganggap diriku seperti puterinya. Mempunyai suami dimana dirinya mampu menjadi imam yang baik untuk keluarganya. Alhamdulillah ala kulli hal.
Keluarga. Sebuah nama dimana dua keluarga besar dikumpulkan menjadi satu. Dimana kamu ngga hanya bicara tentang aku, tapi beralih menjadi kita dan mereka. Dan tentu, momen Ramadhan kali ini banyak keberkahan indah didalamnya. Berkah dimana banyak hal baru yang patut untuk disyukuri. Sebuah keberkahan dimana bulan ini adalah bulan yang penuh akan mulia dan berkah didalamnya.
Bulan ini disebut juga dengan bulan syahrun mubarak. Hal ini adalah berdasarkan pada dalil hadist Nabi Rasulullah SAW yang artinya : ”Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian..” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).
Dan juga bahwa setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya. Maka dari itu, banyak orang-orang berusaha untuk mengkhatamkan Al-Qur’an dimana setiap hurufnya penuh dengan pahala. Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Depag RI, 2019)
Maka dari itu, tidak ada sesuatu yang sia-sia di sisi-Nya. Dengan adanya corona tentu saja menghadirkan kebahagiaan pada sisi positifnya. Kebersamaan yang menghangatkan. Dimana anggota keluarga banyak menghabiskan moment kebersamaan didalamnya. Namun, meskipun begitu ada sebagian mereka yang terpaksa harus kehilangan pekerjaan karena harus di rumahkan. Maka dari itu, "Ramadhan tetaplah di Qolbu, sementara Corona segeralah berlalu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar