Rabu, 02 Maret 2022

MAKALAH MAKNA HAKEKAT MASYARAKAT DAN PESERTA DIDIK

 

MAKALAH

MAKNA HAKEKAT MASYARAKAT DAN PESERTA DIDIK

MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN



DOSEN PENGAMPU

KHAIRATUN NISA, M.Pd


DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 9

DWI BANIATI : 310921006

ALFARODISU : 310921012


JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

2021/2022




KATA PENGANTAR 


          Puji syukur Kami ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat, karunia, taufik dan hidayah- Nya, kami dapat menyelesaikannya Makna Hakekat Masyarakat dan Peserta didik ini dengan sesuai. Penulisan makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan. Oleh karena itu, penulisan Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif panduan dan menambah wawasan kita semua.

          Tidak lupa pula kami berterima kasih kepada Ibu Khiratun Nisa, MPd dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan, yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Kami juga menyadari sepenuhnya di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang. Mudah-mudahan Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



DAFTAR ISI 

KATA PENGANTAR 

DAFTAR ISI 

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang……………………………….. 1


BAB II PEMBAHASAN

Makna Hakekat Masyarakat……………………………….. 2

Makna Hakekat Peserta Didik……………………………….. 3


BAB III PENUTUP

Kesimpulan……………………………………………………………….5


BAB I 

PENDAHULUAN 


Latar Belakang Masalah 

        Masyarakat adalah suatu perwujudan kehidupan bersama manusia. Dalam masyarakat berlangsung proses kehidupan sosial yaitu proses antar hubungan dan interaksi. Di dalam masyarakat sebagai suatu lembaga kehidupan manusia berlangsung pula keseluruhan perkembangan kehidupan manusia, termasuk perkembangan tiap-tiap individu dalam dunia pendidikan. Individu dalam dunia pendidikan disebut sebagai peserta didik yang mana dikala dalam lingkungan masyarakat, mereka adalah salah satu bagian dari masyarakat yang membutuhkan keterampilan interaksi sosial sepanjang hayat yang didapat dalam dunia pendidikan. Untuk itu perlu kita ketahui makna sebenarnya tentang hakekat masyarakat dan hakekat peserta didik dalam lingkup sosial dimana lembaga kehidupan manusia berlangsung.


Rumusan Masalah

1. Apa makna hakekat masyarakat?

2. Apa makna peserta didik?



BAB II

PEMBAHASAN 

Makna Hakekat Masyarakat 

    Kata masyarakat berasal dari bahasa arab “musyarak” yang berarti mengumpulkan atau perkumpulan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas luasnya dan terikat dalam suatu kebudayaan yang dianggap sama. Masyarakat diartikan sebagai suatu kehidupan bersama disuatu wilayah dan waktu tertentu dengan pola-pola kehidupan yang terbentuk oleh antar hubungan dan antraksi warga masyarakat itu dengan alam sekitar. Anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku, bangsa, agama,maupun lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat yang majemuk. Secara langsung dan tidak langsung setiap anggota masyarakat tersebut telah menjalin komunikasi mengadakankerja sama dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan.

        Secara filosofis, berkembangnya makna masyarakat tergolong kedalam beberapa teori, yaitu:

Teori Atomistic 

        Pada periode masyarakat sebelum terbentuknya negara seperti yang kita kenal sekarang. manusia sebagai pribadi dan independent. Kebebasan dan kemerdekaanindividu itu dimilikinya sebagai anugerah Tuhan menurut kepercayaan kaum agama. Dengan kebebasan individu dan di dorong oleh motif dan tujuan tertentu, mereka secara sukarelamembentuk masyarakat, sebagai suatu bentuk kehidupan bersama. Dengan demikian masyarakat dibentuk atas dasar kehendak bersama, untuk tujuan bersama para individu, yangkemudian menjadi warga masyarakat itu.Pribadi manusia sebagai individu kebebasan, kemerdekaan dan persamaan di antara manusialainnya. Karena di dorong oleh kesadaran tertentu, mereka secara sukarela membentukmasyarakat, dan masyarakat dalam bentuknya yang formal adalah negara.

Teori Organisme 

        Makna individu dalam teori ini adalah sebagai bagian atau unsur orgaisme. Masyarakat diartikan sebagai satu tubuh suatu organisme, sedangkan individu adalah bagian dari organisme itu. Ini berarti kehendak, gerak tindak masyarakat bersifat utuh dalam melaksanakan fungsi yang didorong atas kepentingan kebersamaan.

Teori Integralistik

        Teori ini menjelaskan tentang hubungan antar masyarakat dengan beberapa tangga kepemimpinan, sehingga membentuk satu kesatuan utuh yang didukung oleh rasa kekeluargaan serta kebersamaan.


Makna Hakikat Peserta Didik

        Peserta didik menurut Hery Noer Aly (1999: 113) ialah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Bukan hanya anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orangtuanya, bukan pula anak-anak dalam usia sekolah. Menurut Samsul Nizar, pada dasarnya peserta didik adalah: Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki dunianya sendiri. Hal ini sangat penting untuk dipahami agar perlakuan terhadap mereka dalam proses kependidikan tidak disamakan dengan pendidikan orang dewasa, bahkan dalam aspek metode, mengajar, materi yang akan diajarkan, sumber bahan yang digunakan dan sebagainya.

Peserta didik adalah manusia yang memiliki diferensiasi periode sasi perkembangan dan pertumbuhan. Menurut Tirtaraharja, 2000 (Uyoh Sadullah, 2010: ) mengemukakan 4 karakeristik peserta didik yaitu : Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan makhluk yang unik Individu yang sedang berkembang. Anak mengalami perubahan dalam dirinya secara wajar. Individu yang membutuhkan bimbingan individual. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam perkembangannya peserta didikmemiliki kemampuan untuk berkembang kearah kedewasaan.

        Edi Suardi mengemukakan 3 karakteristik Peserta didik, yaitu: 

1. Kelemahan dan ketidakberdayaan. 

        Anak ketika dilahirkan dalam keadaan lemah yang tidak berdaya untuk dapat bergerakharus melalui berbagai tahapan. Kelemahan yang dimiliki anak adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah misalnya tidak kuat gangguan cuaca juga rohaniahnya tidak mampu membedakankeadaan yang berbahaya ataupun menyenangkan. Kelemahan dan ketidakberdayaan anak makinlama makin hilang karena berkat bantuan dan bimbingan pendidik atau yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan akan berhenti manakala kelemahan dan ketidakberdayaan sudah berubah menjadi kekuatan dan keberdayaan, yaitu suatu keadaan yang dimiliki oleh orangdewasa. Pendidikan justru ada karena adanya ciri kelemahan dan ketidakberdayaan tersebut.

2. Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang. 

        Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak lahirmerupakan karunia yang besar untuk membawa mereka ketingkat kehidupan jasmaniah danrohaniah yang tinggi lebih tinggi lebih tinggi dari makhluk lainnya. Keinginan berkembangmendorong anak untuk giat, itulah yang menyebabkan adanya kemungkinan atau pergaln yangdisebut pendidikan. Tanpa keinginan berkembang pada anak, akan menjadikan tidak adakemauan tidak mempunyai vitalitas, tidak giat bahkan barang kali menjadi malas dam acuh takacuh.

3. Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri

        Sepeti pernah dikemukakan bahwa anak didik itu ingin menjadi diri sendiri. Hal tersebut penting baginya karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat. Seseorang harus merupakan diri sendiri, orang seorang atau pribadi.


BAB III

PENUTUP 

Kesimpulan 

        Masyarakat diartikan sebagai suatu kehidupan bersama disuatu wilayah dan waktu tertentu dengan pola-pola kehidupan yang terbentuk oleh antar hubungan dan antraksi warga masyarakat itu dengan alam sekitar. Anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku, bangsa, agama,maupun lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat yang majemuk. Secara filosofis, berkembangnya makna masyarakat tergolong kedalam beberapa teori, yaitu: Teori Atomistic, Teori Organisme dan Teori Integralistik Peserta didik ialah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Karakeristik peserta didik yaitu : Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan makhluk yangunik  Individu yang sedang berkembang. Anak mengalami perubahan dalam dirinya secara wajar. Individu yang membutuhkan bimbingan individual.




DAFTAR PUSTAKA 

Mohammad Noor Syam, 1986, Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat  Kependidikan Pancasila,                     Surabaya: Usaha Nasional.

Zainuddin D Mohd. Nasi,2010, Filsafat Pendidikan Islam,Bandung: Cita Pustaka Media  Perintis.

Syah, Muhibbin,2000, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda.

Selasa, 01 Maret 2022

TUGAS CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

CRITICAL BOOK REPORT ( CBR )

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan 
Dosen Pengampu : Khairatun Nisa 
Disusun oleh : Dita Fransiska, 311021004 Putri Wirdani 310921013 
Kelas : Eksekutif 
Prodi :  PGSD/PGPAUD 
Universitas Battuta 

KATA PENGANTAR
 
        Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report (CBR) dengan mata kuliah Filsafat Pendidikan. Critical book review ini disusun untuk memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa jurusan PGSD untuk memahami tentang Konsep Filsafat Pendidikan Saya ucapkan rasa terima kasih kepada Ibu Khairatun Nisa selaku dosen mata kuliah filsafat pendidikan yang telah mengajarkan dan membimbing mahasiswa/i agar dapat memahami dalam pembelajaran filsafat pendidikan. Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata saya berharap semoga critical book review ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca 

                                                                                                                               Medan, 27 Januari 2022 


DAFTAR ISI 

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 
 A. Latar belakang..................................................................................................... 
 B. Tujuan................................................................................................................. 
 C. Manfaat...............................................................................................................  

 BAB II ISI BUKU 
 A. Identitas Buku....................................................................................................  
 B. Ringkasan Isi Buku............................................................................................. 

 BAB III PEMBAHASAN 
 A. Pembahasan Buku............................................................................................... 
 B. Keunggulan Buku............................................................................................... 
 C. Kelemahan Buku................................................................................................

 BAB IV PENUTUP 
 A. Kesimpulan......................................................................................................... 
 B. Saran................................................................................................................. . 

 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 


BAB 1 
 PENDAHULUAN 

A. LATAR BELAKANG

        Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun perguruan tinggi. Pemahaman pada diri peserta didik mempunyai makna bahwa guru mengenal betul kelebihan dan kelemahan peserta didik sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi masing masing anak.Filsafat sudah sebagai ilmu pengetahuan yang membingungkan, dan banyak kalangan yang mempelajari filsafat berakhir dengan rasa pusing dan ketidakmengertian. 

        Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahakan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya, di samping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya. Dengan kata lain, teori-teori dan pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh seorang filosof tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan aliran filsafat yag dianutnya. Dengan dibuatnya cbr ini diharapkan agar kiranya dapat mempermudah pembaca dalam mengambil intisari dari buku yang direview. 


B. TUJUAN

        Adapun tujuan dari pembuatan critical book report ini adalah: Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar Filsafat pendidikan Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata filsafat pendidikan Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari buku yang di kritik 

C. MANFAAT 

a. Untuk melatih diri sebagai mahasiswa untuk dapat berfikir secara kritis dalam mencari informasi dari buku yang di kritik 
b. Untuk menambah wawasan tentang Filsafat Pendidikan 
c. Dapat lebih memahami mengetahui mengenai filsafat. 


BAB II

 ISI BUKU 

A. IDENTITAS BUKU 

BUKU UTAMA 

a. Judul buku : Filsafat Pendidikan 
b. Pengarang : Muhammad Anwar 
c. Penerbit : Kencana 
d. Tahun terbit : 2017 
e. Kota terbit : Makassar 
f. Tebal buku : 176 halaman 
g. ISBN : 978-602-1186-52-7 

BUKU PEMBANDING 
a. Judul buku : Pengantar Filsafat Pendidikan 
b. Pengarang : Drs.Uyoh Sadulloh, M.Pd 
c. Penerbit : Alfabeta Bandung 
d. Tahun terbit : 2017 
e. Kota terbit : Bandung 
f. Tebal buku : 183 halaman 
g. ISBN : 979-8433-71-5 


B. RINGKASAN BUKU

BAB 1 
PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN KEHIDUPAN MANUSIA A.PENGERTIAN FILSAFAT
   
        Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang ditempuh untuk memecahlan maslah. Sedangkan, pada pengertian untuk ke dua, merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan atau pembahasan masalah. Filsafat dari segi bahsa pada hakikatnya dalah menggunakan rasio (berfikir). Tetapi tidak semua berfikir disebut filsafat. Filsafat juga merupakan ilmu tertua yang menjadi induk ilmu pengetahuan lain, sebenarnya arti filsafat mengandung cita-cita yang mulia, yaitu orang yang belajar filsafat berusahan untk memiliki mutiara-mutiara kebijaksanaan sebagai pedoman dan pegangan hidup sehingga filsafat mengandung sesuatu yang dalam bagi manusia. 

        Filsafat dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan, karena pada mulanya sebagian besar ilmu yang berkembang dewasa ini berasal dari filsafat. Uraian tentnag pengertian filsafat ditinjau dari segi arti bahasanya dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah: · Pengetahuan tentang kebijaksanaan · Mencari kebenaran, dan · Pengetahuan tentang dasar-dasar atau prinsip-prinsip. Filsafat ditinjau dari segi istilah, menurut para ahli dapat dirumuskan bahwa filsafat ialah upaya manusia dengan akal budinya untuk memahani, mendalami, dan menyelami scera radikal, integral dan sistematik mengenai ketuhanan , alam semesta, dan manusia. Sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang hakikatnya yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimna seharusnya sikap manusia setelah mencapai pengetahuan yang diinginkan. 

KEHIDUPAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN KEDUDUKAN MANUSIA 

1. Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan 

        Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan snetaral, dan asal pokok. Karena, filsafat pada awalnya merupakan satu-satunya usaha menusia dibidang kerohanian untuk mencapai kebenaran pengetahuan. Tetapi, manusia tidak pernah merasa puas dengan meninjau sesuatu dari sudut yang umum, melainkan juga ingin memperhatikan hal-hal yang khusus. Ilmu pengetahuan itu menerima dasarnya dari filsafat dengan rincian sebagai berikut: 
  • Setiap ilmu pengetahuan mempunyai objek dan problem 
  • Filsafat juga memberikan dasr-dasr yang umum bagi semua ilmu pengetahuan, dgan dasar yang umum itu dirumuskan keadaan dari ilmu pengetahuan 
  • Disamping itu, filsafat juga memberikan dasar-dasar khusus yang digunakan dalam setiap ilmu pengetahuan. 
  • Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari ilmu pengetahuan 
  • Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu pengetahuan. 

2. Kedudukan Filsafat Dalam Kehidupan Manusia 

       Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia dapat diuraikan sebagai berikut: · memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat · berdasarkan atas dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat disekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannya dengan yang lain. Kita juga mengetahui bahawa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal, rsa, dan kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berfikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak, maka filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan buruk. 

 BAB 2 
 PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN FILSAFAT PENDIDIKAN 
SERTA PERANANNYA

A.PENGERTIAN PENDIDIKAN 

        Dalam kajian dan pemikiran tentang pendiidkan terlebih dahulu perlu diketahui dua istilah yang hampir sama bentunya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu pedagodi dan paedagoiek. Pedagogi berarti pendidikan. Sedangkan paeda artinya ilmu pendidikan. Pedagogik atau ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki, merenung tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Istilah ini beral dari kata pedagogia(yunani) yang berarti pergaiulan dengan anak-anak. Dalam pengertian yang sederhana dan umum, makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengemabngkan potensi-potensi pembawaan. Baik jamsani maupun rohani sesuai dengan nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaaan. 

          Dengan kata lain, pendidikan dapat diartikan sebagai hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri, yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagi cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya. Berikut ini beberapa ciri atau unsur umum dalam pendidikan yang dapat disimpulkan sebagai berikut: · Pendidikan mengandung tujuan yag ingin dicapai, yaitu individu yang kemampuan dirinya berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya, baik sbegai seorang individu maupun sebagai warga negara atau warga masyarakat. · Untuk mencapai tujuan tersebut , pendidikan perlu melakukan usaha ynag disengaja dan terncana untuk memilih isi, strategi kegitan, dan teknik penilaian yang sesuai. · Kegiatan tersebut dapat diberikan dilingkungan keluarga, sekolah, dan msyarakat, berupa pendidikan jalur sekolah(formal) dan pendidikan jalur luar sekolah (non formal). 

B. SELUK BELUK FILSAFAT PENDIDIKAN 

        Pada mulanya, filsafat pendidikan adlah cara pendektana terhadap maslah pendidikan yang biasa dilakukan dinegara Anglo Saxon. Di Amerika Serikat misalnya, filsafat pendidikan dimualai dengan pengkajaina terhadap beberapa aliran filsafat tertentu seperti pragmatisme, idealisme, realisme, dan eksistensialisme, yang diakhiri dengan implikasi ke dala aspek-aspke pendidikan. Di Inggris, filsafat apendidikan dustkan pada prinsip-prinsip yang mendasar sekali dalam pendidikan. Di Belanda tidak dikenal filsafat pendidikan tetapi yang ada hanya pedagogik, theoretische pedagogik dan opvoedkunde, pedagogik adlah suatu ilmu yang menyellidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Demikan pula di Jerman Barat, tidak dikenal adanya istilah filsafat pendidikan, yang ada hanya pedagogi dan erziehungswissenscheaff 

C. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN 

1. Filsafat Pendidikan Bermakna Sebagai Filsafat Tradisional 

      Filsafat pendidikan dalam arti ini dan dalam bentuknya yang murni, telah berkembang dan menghasilkan berbagai alternatif jawaban terhadap berbagai pertanyaan filosofis. Filsafat pendidikan yang menggunakan filsafat traadisional dalam bentuknya yang murni, bahwa dialog filsafta dengan topik-topik yang disampaikna terikat oleh metode pendekatan tradisional sebagaimana yang telah dijelaskan. Dalam perkembangan tradisi sejarah , filsafat memang sekadar program usualan atau bandingan usulan, dimana tradisi tersebut bermula. 

2. Filsafat Pendidikan Dengan Menggunakan Pendekatan Yang Bersifat Kritis 

        Dalam pendekatan ini pemikiran logis kritis mendapatkan tempat utama. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat disusun dan terikat periodesasi waktu serta dapat menerapkan analisis yang dapat menjangkau waktu kini maupun yang akan datang. Demikian pula alat yang digunakan untuk menemukan jawaban filosofis terhadap pertanyaan filosofis, dengan 2 cara analisis dalam pendekatan yang bersifat kritis yaitu: (1) Analisis bahasa(Linguistik), dan (2) Analisis konsep.Analisis bahasa menurut Harry S Schofield adlah usaha untuk mengadakan interprestasi yang menyangkut pendapat atau pendapat mengenai makna yang dimilikinya. Sedangkan analisis konsep adalah suatu analisis mengenai istilah (kata-kata) yang mewakili gagasan atau konsep. Jika dalam suatu analisis berusaha untuk menemukan jawaban sesuatu, maka apa yang dilakukannya ini adalah analisis filosofis. Dan dalam analisis konsep, jawabannyaberbentuk definisi-definisi, dan definisi yang tergantung pula pada tokoh-tokohnya atau lembaga yang mengeluarkan atau menciptakannya. 

D. PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN 

        Pendidikan adlah sebagai pelaksanaan dari ide-ide filsafat. Dengan kata lain, ide filsafat telah memberikan asa sistem nilai dan/atau normatif bagi peranan pendidikan yang telah melahirkan ilmu pendidikan, lembaga-lembaga paendiidkan, dan segala aktivitasnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa filsafat pendiidkan sebagai jiwa, pedoman, adn sumber pendorong adanya pendidikan. Untuk mengetahui bagaimna peranan filsafat pendidikan lebih jauh, dapat kita ketahui melalui peranan antara filsafat dan pendidikan yang tidak dapat dipisahkan. Karena filsafat menetapkan ide-ide dan idealisme, sedangkan pendiidkan adlah suatu usaha yang sengaja terncana, untuk merealisasikan ide-ide itu menjadi kenyataan dalan tindakan dan perilaku serta pembinaan kepribadian. Adapaun perbandingan pengaruh dan beberapa ide filsafat dalam pendiidkan dapat diketahui melalui sejarah pendidikan, antara lain tersimpul dalam pandangan-pandanagan berikut ini. 

a. Aliran emprialisme, empirisme berasal dari kata empiri yang berarti pengalaman.menurut teori ini, kepribadian didasarkan pada lingkungan pendidikan yang didapatnya, atau perkembangan jiwa seseoranag semata-mata bergantung pada pendidikan. Menurut teori ini pendidik dapat berbuat sekehendat hati dalam pembentukan pribadi anak didik untk menjadi apa saja yang sesuai yang diinginkannya 

b. Navitisme dan naturalisme, pendidikan menurut aliran navitisme ialah tidak mepunyai kekuatan sama sekali. Apa yang patut dihargai dan pendidik atau manfaat yang diberikan oleh pendidikan, tidak lebih dari sekadar memoles permukaan peradaban dan tingkah laku sosial. Sedangkan pandangan aliran naturalisme hampir sama dnegan nativisme, karena pandangan ini sering mengemukakan teori yang ganjil tentang kemungkinan manusia dapat di didik. Aliran ini disebut juga aliran negativisme, karena berpandangan bahwa pendidik hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik saja dengan sendirinya, dan selanjunya diserahkan kepada alam. 

c. Teori konvergensi, dari pandangan konvergensi dapat disimpulkan bahwa, pendiidkan itu serba mungkin diberikan kepada anak didik, pendiidkan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan kepada anak untuk mengembangkan pembawaan yang baik dan mencegah yang buruk,dan hasil pendidikan tergantung kepada pembawaan lingkungan. 

 BAB 3 
 MASALAH POKOK FILSAFAT DAN PENDIDIKAN 


 A. OBJEK DAN SUDUT PANDANG FILSAFAT 
        
        Objek filsafat dapat dijelaskan sebagai berikut: 
a. Objek materi filsafat terdiri atas 3 persoalan pokok yaitu; maslah tuhan, masalah alam, dan masalah manusia.
b. Objek formal filsafat, yaitu mencari keterangan sedalam-dalamnya ke akarnya persoalan, sampai kepada sebab-sebab terakhir tentang objek materi filsafat, sepanjang kemungkinan yang ada pada akal budi manusia Pandangan atau sudut pandang yang berbeda terhadap suatu obyek akan melahirkan filsafat yang berbeda-beda. Misalnya, mengambil manusia sebagai obyeknya. Jika dilihat dari segi jiwanya saja, maka akan muncul filsafat tentang jiwa manusia, yang disebut Psikologi. Jika dilihat dari segi rasa, muncul filsafat yang disebut estetika. Jika dilihat dari segi akal manusia, muncul filsafat yang dikenal Logika. Pandangan mengenai hasil dari usaha manusia menyangkut akal, rasa dan kehendak dapat dijadikan satu, yang disebut filsafat kebudayaan. Sebab kebudayaan menyangkut ketiga segi dan alat-alat kejiwaan manusia tadi. 

B. SIKAP MANUSIA TERHADAP FILSAFAT 

        1) Pandangan yang berpendapat bahwa setiap mendengar kata “ filsafat “ maka yang ada dalam bayangan mereka adalah sesuatu yang ruwet dan sulit. Yang dalam yang hanya dapat dipahami oleh orang tertentu saja. 2) Pandangan yang bersifat skeptis, yakni orang-orang yang berpendapat bahwa filsafat adalah sesuatu perbuatan yang tidak ada gunanya. 3) Pandangan yang bersifat negatif karena mengambil manfaat secara negatif,dengan mengatakan dengan berfilsafat adalah bermain api atau berbahaya. Karena pengertian filsafat hanya dibatasi pada pengertian mencari hakikat Tuhan. 4) Golongan yang memandang dari sudut positif, yakni filsafat adalah suatu lapangan studi, tempat melatih akal untuk berpikir. Jadi setiap manusia mempunyai kemungkinan untuk berfilsafat. 

C. MASALAH ESENSIAL FILSAFAT DAN PENDIDIKAN 

        Filsafat sebagai ilmu yang mengadakan tinjauan dan mempelajari objeknya dari sudut hakikat, juga mengadakan tinjauan dari segi sistematik. Dalam tinjauan dari segi ini filsafat berhadapan dengan tiga problem utama, yaitu: · Realitas;Mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus kepada masalah kebenaran. Kebenaran akan timbul bila orang telah dapat menarik kesimpulan bahwa pengetahuan yang telah dimiliki ini telah nyata. Realitas atau kenyataan ini dipelajari oleh metafisika. · Pengetahuan; Berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan, seperti apa hak pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan itu, dan jenis-jenis pengetahuan. Pengetahuan dipelajari oleh epistemologi. · Dipelajari oleh cabang filsafat yang disebut aksiologi. Pertanyaan yang dicari jawanya, antara lain nilai-nilai yang bagaimanakah yang dikehendaki oleh manusia dan yang dapat digunakan sebagai dasar hidupnya. Menurut John S. Brubacher, problema-problema filsafat tersebut juga merupakan problema esensial dan pendidikan, antara filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang erat. Pendidikan dalam pengembangan konsep-konsepnya, antara lain, dapat menggunakannya sebagai dasar hasil-hasil yang dicapai oleh cabang-cabang di atas. 


BAB 4 

PROSES HIDUP SEBAGAI DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN 

A. PENDAHULUAN 

          Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa filsafat pendidikan mempelajari proses kehidupan dan alternatif proses pendidikan dalam bentuk watak, diman kedua prosaes itu pada hakikatnya adalah satu. Proses pendidiakn berada dan berkembang bersama proses pekembangan hidup dan kehidupan manusia. Atau masalah pendidikan juga merupakan masalah hidup dan masalah kehidupan manusia. 

B. PROSES PENDIDIKAN BERSAMA PERKEMBANGAN PROSES KEHIDUPAN 

        Jika kita renungi pendapat R.C. Lodge tersebut, maka singkatnya dapat kita pahami bahwa masalah pendidikan memerlukan jawaban secara filosofis. Bidang dilsafat oendidikan adalah masalah hidup dan kehidupan manusia. Karena, semua pengalamman yang dialami seseorang selama hidup data dikatakan sebagai pendidikan. Pengertian pendidikan berarti usaha manusia dewasa secara sadar dalam membimbing, melatih, mengajar, dan menanamkan nialai-nialai dan pandangan hidup kepada manusia yang belum dewasa. Pendidikan formal yang diperoleh disekolah hanya merupakan bagian kecil, tapi menjadi masalah inti dan tidak bisa dilepas dalam kaitannya dengan proses pendidikan secara keseluruhan dalam kehiduan ini.

        Adapun potensi-potensi yang dibawa sejak lahir yang dibina dan dikembangan menjadi sikap hidup, meliputi: 1. Potensi jasmani dan pancaindra,Dengan mengembangkan sikap hidup sehat, memlihara gizi makanan, olahraga teratur, istirahat yang cukup, lingkungan hidup bersih. 2. Potensi pikir (rasional). Dengan mengembangkan kecerdasan suka membaca, belajar ilmu pengetahuan yang sesuai dengan minat, mengembangkan daya piker kritis, dan objektif. 3. Potensi perasaan dikembangkan, a. perasaan yang peka dan halus dalam segi oral dan kemanusiaan. b. perasaan estetika dengan mengembangkan minat kesenian dengan berbagai seginya, sastra dan budaya. 4. Potensi karsa atau kemauan yang keras. Dengan mengembangkan sikap rajin belajar atau bekerja, ulet, tabah meghadapi segala tantangan, berjiwa perintis, suka berprakarsa, hidup hemat dan sederhana. 5. Potensi-potensi cipta. Dengan mengembangkan daya kreasi dan imajinasi dari segi konsepsi-konsesi pengetahuan maupun seni budaya. 6. Potensi karya,Konsepi dan imajinasi tidak cukup diciptakan sebagai konsepsi, semuanya diharapkan dilaksanakan secara operasional. Inilah tindakan, amal, atau karya yang nyata. 7. Potensi budi nurani,Kesadaran ketuhanan dan keagamaan, yakni kesadaran moral yang meningkatkan harkat dan martabat manusia menjadi manusia yang berbudi luhur, atau insan kamil atau manusia yang takwa menurut konsepsi agama masing-masing. 

C.PROSES HIDUP MANUSIA DAN FILSAFAT PENDIDIKAN 

        Sudah merupakan suatu kenyataan dalam proses kehidupan manusia, bahwa mereka harus melaksanakan tugas-tugas hidup yang dilaksanakan dan ditunaikan dengan baik dan sempurna, sejak zaman kehidupan mereka yang sederhana, dihutan rimba dan digoa batu, atau ditempat lainnya, sampai kehidupan umat abad 21 ini. Di dalam kehidupan manusia yang sederhana, mereka bersusah payah dan penuh kesulitan yang beragam dalam menghadapi perjuangan hidup, bersama dengan hewan dan makhluk lainnya dalam memperebutkan makanan dan tempat tinggal. Kita sebagai orang awam sudah puas dengan jawaban pancaindra, karena sudah menyaksikan dengan mata sendiri, bahwa manusia itu ada. Tetapi, ahli pikir seperti H.V.Loon tidak puas dengan hal demikian. Ia ingin hakikat, yakni hakikat hidup. Sehingga timbul beberapa pertanyaan darinya yang mungkin bagi orang lain sangat tidak perlu untuk dipertanyakan. Yang nyata itu belum tentu benar. Berapa banyak orang yang dikelirukan oleh pandangan mata dan pendengaran telinganya. Tanggapan panca indera manusia terbatas, oleh karena itu, tidak dapat dijadikan pegangan yang kuat dan meyakinkan. Karena kurang percaya pada alat panca indera itulah, maka Descartes (1596-1650). 

            Filosof beraliran Rasionalisme yang berkebangsaan Prancis yang dalam usianya yang sudah lanjut mempertanyakan tentang ada atau tidak ada dirinya. Dia bertanya, justru karena dia mengerti barang-barang yang infra human, artinya di bawah taraf manusia, seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan, tidak dapat bertanya karena tidak mengerti. Manusia mengerti, manusia menangkap dirinya. Dalam tangkapan itu, timbullah pertanyaan tentang diri sendiri dan arti hidupnya. Oleh karena itu, wajib bagi manusia menyadari dengan sungguh-sungguh akan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tadi. Proses pemikiran manusia seperti ini dalam kehidupan manusia, juga mendasari perkembangan filsafat pendidikan atau sebagai dasar filsafat pendidikan. 

        Dalam perkembangan sejarah umat manusia, maka tampillah manusia-manusia unggul yang mengadakan perenungan, pemikiran, penganalisisan terhadap problem hidup dan kehidupan, dan alam semesta. Proses kehidupan umat manusia pada abad ke-XX telah mengalami perubahan drastis. Pembangunan yang luar biasa dari ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong kehidupan umat manusia, prosesnya lebih maju 100 tahun dari sebelumnya. Dengan kemajuan teknologi, maka jarak antarbenua terasa semakin dekat, baik melalui hubungan transportasi, telekomonikasi, dan lain-lain. Peristiwa yang terjadi disuatu Negara telah dapat diketahui pada saat itu juga, atau relative cepat diketahui oleh negara lain. Dan masih banyak lagi dalam penggunaan teknologi canggih yang ada di negara kita, yang semula dianggap mustahil dan ajaib sekarang sudah menjadi barang biasa. 

Manusia sebagai makhluk hidup umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 

o Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya. 
o Mengadakan metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yaitu ada zat yang masuk dan keluar. 
o Memberikan tanggapan terhadap rangsangan ari dalam dan luar. 
o Memiliki potensi untuk berkembang. 
o Tumbuh dan berkembang. 
o Berinteraksi dengan lingkungannya. 
o Bergerak. 

        Apabila dibandingkan dengan tubuh hewan tingkat tinggi lainnya, seperti gajah, harimau, burung dan buaya, tubuh manusia lebih lemah. Gajah dapat mengangkat balok yang berat, harimau dapat berjalan cepat, burung dapat tebang, dan buaya dapat berenan cepat. Sekalipun demikian, rohani manusia, yaitu akal budi dan kemauannya, manusia dapat menggembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kedua alat tersebut, manusia dapat menguasai dan mengungguli makhluk lain. Manusia memiliki salah satu sifat yang paling esensial, yaitu berpikir, dan lahirnya filsafat pendidikan tentang manusia berasal dari pemikiran manusia tantang jati dirinya yang unik dan misterius. 


 BAB 5 

TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN 

A. MANUSIA DAN TUJUAN HIDUPNYA · 

        Tujuan hidup manusia mengalami proses perkembangan Kehidupan manusia memerlukan perjuangan yang keras untuk mempertahankan hidup, dalam suasana serba sulit, serba ketakutan, sengsara, dan tidak merasakan kebahagiaan. Sehingga, tujuan hidup mereka tidak begitu jelas, atau hampir tidak ada sama sekali. Atas dasar bentuk pengertian pendidikan seperti inilah, maka pendidikan dimulai sejak manusia itu ada. jadi jelas, perkembangan kehidupan manusia dalam hidup bermasyarakat hingga sekarang ini, menurut Edward Burner Tylor (1832-1917), seorang berkebangsaan Inggris, manusia melalui tiga fase perkembangan, yaitu from savagrry (kekejaman), through barbarism (kebiadaban), to civilization (kepada peradaban). 

        Dalam tingkat berperadaban inilah, manusia mengenal peralatan, mulai mengetahui manfaat api untuk membakar, dan lain sebagainya. Artinya, kebutuhan manusia meningkat dan jumah variasinya bertambah banyak, dan tujuan hidup mereka pun semakin bertambah jelas. Yaitu untuk mencari kepuasan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup, baik dari diri sendiri maupun untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya, baik lahiriah maupun rohaniah. Kini manusia sudah berada pada abad cybernitica, yakni abad ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan ditandainya abad ini sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka manusia lebih merasa mudah, cepat, dan lebih merasakan kenikmatan dalam usahanya memenuhi kebutuhan hidup yang belum pernah dicapai berabad-abad sebelumnya. 

        Dengan potensi akal yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia, maka manusia dapat berpikir, bertindak, dan berkarya. Sehingga, dunia mengalami banyak perubahan dan mampu membuat jarum jam kecil, dan mampu membuat pesawat ruang angkasa seperti Soyuz, Discovery, Challenger, dan sebagainya. · Tujuan hidup bangsa indonesia Suatu bangsa yang ingin berdiri kokoh dan kuat harus mempunyai tujuan hidup yang dicita-citakan. Bagi Indonesia, sejak Negara Indonesia merdeka, tujuan itu telah ada dan jelas, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Cita-cita kemerdekaan yaitu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan turut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Sedangkan potret manusia Indonesia yang dicita-citakan, dan menjadi tujuan hidup bangsa terkandung dalam jiwa Pancasila. Yaitu, manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan manusia yang menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia, itulah antara lain yang menjadi cita-cita proklamasi dan cita-cita nasional bangsa Indonesia.

          Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka dilaksanakanlah pembangunan atau proses perubahan secara terus meenerus merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah tujuan yang ingin dicapai, meliputu unsur-unsur berikut: a. Mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila. b. Didalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat. c. Dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis. d. Dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai. 

        Tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia, tidak akan mungkin tercapai dalam beberapa tahun, dalam satu dua generasi. Yang lebih penting adalah semua upaya pembangunan harus diarahkan sedemikian rupa, sehingga setiap tahap semakin dekat, dan setiap generasi mewariskan kepada generasi berikutnya keadaan yang makin mendekati tujuan tersebut. · Tujuan hidup manusia menurut pandangan islam Tujuan hidup manusia dan orang-orang yang beriman ialah beribadah atau mengabdi kepada ALLAH. Sehingga, menjadi orang yang taat dan mengabdi kepada ALLAH yang Maha Kuaasa dan Maha Pencipata Alam Semesta ini. 


B. TUJUAN PENDIDIKAN · 

FUNGSI TUJUAN PENDIDIKAN 

        Fungsi tujuan pendidikan yaitu sebagai berikut: 1. Mengakhiri tujuan itu 2. Mengarahkan tujuan itu 3. Suatu tujuan dapat pula berupa titik pangkl untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik tujuan baru maupun tujuan lanjutan dan tujuan pertama 4. Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu · 

CARA MENENTUKAN TUJUAN PENDIDIKAN 

        Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman untuk menentukan cara yang paling baik bagi seorang pendidik dalam menentukan tujan pendidikan. Menurut John S. Brubacher ada 3 cara dalam menentapkan tujuan pendidikan yaitu; 1. A Historical Analysis of social institutions approach, adalah suatu pendekatan yang berorientasi kepada raealitas yang sudah ada dan telah tumbuh 2. A Sociological analysis of curent life approach, yaitu pendekatan yang berdasarkan pada analisis tentang kehidupan yang aktual 3. Normative philosophy approach, yaitu pendekatan melalui nilai-nilai filsafat normatif, seperti filsafat negara dan moral. · 

KRITERIA KUALIFIKASI TUJUAN PENDIDIKAN 

        Tujuan dalam pendidikan menunjukkan hasil dari proses alamiah yang membawa kepada kesadaran, menjadikannya faktor penentuan observvasi dan memilih acara untuk bertindak. Dengan kata lain, dalam pendidikan perlu adanya suatu kegiatan yang sadar akan tujuan untuk memberikan ketentuan pasti dalam memilih materi,metode, alat evaluasi, disamping memberi kan arah tujuan kegiatan · 

SASARAN TUJUAN DAN TUJUAN TERTINGGI DALAM PENDIDIKAN 

        Tujuan pendidikan nasional kita dalam upaya mewujudkan masyarakat budaya yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka pendidikan nasional harus berfungsi sebagai alat pengembang pribadi, warga negara kedudukan, dan pengembangan bangsa. 


BAB 6 

FUNGSI PENDIDIKAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA 
SEBAGAI MAKHLUK BIOLOGIS 

A. FUNGSI PENDIDIKAN DALAM HIDUP DAN KEHIDUPAN MANUSIA 

        Peranan pendidikan dalam hidup dan kehidupan manusia terlebih-lebih dalam jaman modern sekarang ini yang dikenal dengan abad cybemetica,bahwa pendidikan diakui sebagi satu kekuatan (education as power) yang menentukan prestasi dan produktivitas di bidang yang lain,karena menurut Theodore Brameld bahwa: Education as power means compement and strong enough to enable us, themajority of people,to decide what kind of a word we want and how to acheve that kind world atau dengan kata lain pendidikan sebagai kekuatan berati mempunyai wewenang dan cukup kuat bagi kita,bagi rakyat banyak (khalayak) untuk menentukan satu dunia yang macam apa yang kita inginkan dan bagaimana mencapai dunia semacam itu.dan tidak ada satu fungsi dan jabatan di dalam masyarakat tanpa melalui proses pendidikan baik didalam maupun di luar lembaga formal. Hubungan dan interaksi sosial yang terjadi dalam proses pendidikan di masyarakat mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia.untuk memperoleh hakekat diri yang makin bertambah sebagai hasil pengalaman berturut-turut sepanjang kehidupan masyarakat. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. 

        Didalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap behubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah. Menurut Prof. Lodge tersebut bahwa perkataan pendidikan di pakai kadang-kadang dalam pengertian yang lebih luas dan dalm arti sempit. Dalam pengertian yang lebih luas: semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan. Sebagai contoh: seorang anak dapat mendidik orang tuanya sebagaimana halnya seorang murid dapat pula seorang murid dapat pula mendidik gurunya,bahkan seekor anjing pun dapat pula mendidik tuannya. segala sesuatu yang kita katakan, pikiran atau kerjaan,dapat mendidim kita,demikian pula apa yang dikatakan atau dilakukukan sesuatu kepada kita,baik dari benda-benda mati maupun benda-benda hidup. Dalam pengertian yang lebih luas ini,bahwa hidup adalah pendidikan, dan pendidikan adalah proses hidup dan kehidupan,yang berjalan sama,tidak terpisah satu sama lainnya.sedangkan dalam pengertian yang lebih sempit,di uraikan selanjutnya oleh Lodge bahwa pendidikan dibatasi pada fungsi tertentu di dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat (tradisi) dengan latar belakang sosialnya,dan demikianlah seterusnya. 

B. PERANAN LEMBAGA PENDIDIKAN 

        Sebenarnya adanya aktivitas dan lembaga-lembaga pendidikan merupakan jawaban manusia juga atas problema dari perkembangan manusia itu sendiri. pendidikan yang akan membentuk dan membina bentuk-bentuk tertentu dengan tingkah laku tertentu dalam keadaan tertentu pula .Maka lembaga-lembaga pendidikan menghendaki perlakuan tertentu pula.jika pendidikan itu di katakan sebagai suatu propesi, maka anggota pengelola pendidikan yang menekuninya adalah karena dorongan tertentu pula demikian pula dalam propesi-propesi lainnya. sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga,yang berfungsi juga membantu keluarga untuk medidik anak-anak.anak-anak mendapatkan pendidikan di lembaga ini,apa yang tidak di dapat di dalam keluarga atau karena kedua orang tuanya tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak- anaknya.
        Dan salah satu tugas pendidik utuk anak-anak ,oleh orang tua diserahkan kepada guru sebagai pendidik propesional untuk memberikan ilmu pengetahuan,keterampilan, jiwa beragama kepada anak dan sebagainyabagi sekolah-sekolah negri yang di kelola oleh pemerintah ,maka masyarakat memperoleh banyak kemudahan dan keuntungan .adanya kewajiban belajar di tingkat bawah bagi tiap-tiap warga negara adalah merupakan perwujudan urgensi pendidikan bagi manusia buat keluarga,masyarakat dan negara .artinya negara sebagai lembaga hidup bersama lebih menyadari urgensi pendidikan bagi kepentingan warga negara ,berdasarkan nilai-nilai dan tujuan pendidikan yang berlaku di negara itu.Demi kepentingan warga negara untuk membina kesejahteraan hidup brsama di dalam negara,maka pendidikan menjadi tanggung jawab dan kewajiban negara 

C. PENDIDIKAN ADALAH SUATU KEHARUSAN BAGI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BIOLOGIS 

        Bahwa didik dan mendidik adalah hal yang unik bagi makhluk manusia yang tidak dapat di sangkal lagi.namun juga kita seringmendengar bahwa istilah mendidik itu juga di pergunakan dalam dunia kehewanaan,seperti yang di kemukakaan oleh Prof. Lodge dalam bukunya “Philosophy of Education” mengtakan : the dog educates his master (seekor anjing dapat mendidik tuannya).ungkapan profesor Lodge tersebut rupannya dapat pula kita amati pada seekor kucing. seekor kucing yang beranak,pada waktu anak-anaknya masih lemah,disusuinya anaknya itu dan di bersihkannya badan anaknya dengan air ludahnya. sementra anaknya menjadi besar,di ltihnya ananknya itu dengan berbagai macam gerakan, menerkam dan lari seperti kepandaian yang di milki induknya.
        Dari contoh tadi rupanya yang melantar belakangi pendapat Lodge tersebut, bahwa bintang juga mendidik anak-anaknya. Binatang juga memelihara melindungi dan mengajarkan anak-anaknya,sehingga anak-anaknya itu dapat berdiri sendiri lepas dari induknya. Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa pendidikan itu bersaha untuk mengembangkan ptensi-potensi yang utuh yang merupakan aspek-aspek kepribadian termasuk didalamnya aspek individulualitas,moralitas,seimbanmg dengan kebutuhan jasmani dan rohani dan atara duniawi dan kubrowi.dan sebagai mana pada umumnya manusia selalu ingin terpenuhi segala kebutuhan hidupnya. Tetapi karena kehidupan ini selalu berubah atau bersifat nisbi sesuai dengan perkembangan social budaya sebagai diri manusia modern yang tak pernah berhenti menakhlukan kondisi lingkungan yang baru,maka kemampuan dan kebtuhan biologis fisikis social dan bersifat paedagogis semakin Nampak bertambah. 


BAB 7 

DEMOKRASI PENDIDIKAN 

A. PENDAHULUAN 

        Setiap orang atau pendidik boleh merumuskan sendiri apa arti demokrasi pendidikan baginya. Maksudnya agar mereka memahami makna yang sebenarnya dari demokrasi pendidikan itu sehingga tidak tergambar makna lain dari isitilah tersebut. Dalam memberikan penafsisran makna demokrasi pendidikan mungkin terdapat bermacam-macam konsep, seperti beraneka ragam pandangan dalam memberikan arti demokrasi. Dalam pemerintahan demokrasi , demokrasi harus dijadikan filsafat hidup yang harus ditanamkan kepada setiap peserta didik. 

B. PENGERTIAN DEMOKRASI PENDIDIKAN 

        Demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu : 1.Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia Demokrasi pada prinsip ini dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan memandang perbedaan antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta didik atau hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan menghormati. 2.Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena dengan pendidikan itu manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat, baik dan sempurna. 

      Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan persoalan-persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dan komprehensif serta kritis sehingga anak didik memiliki wawasan, kemampuan dan kesempatan yang luas. 3.Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentingan individu-individu lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang lain menghormati kepentingannya. Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang karena kebebasannya berbuat sesuka hatinya sehingga merusak kebebasan orang lain atau kebebasannya sendiri.Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga negara atau anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya untuk memanjukan kepentingan bersama karena kebersamaan dan kerjasama inilah pilar penyangga demokrasi. 

C. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN 

        Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah antara lain : 1. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan 2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan 3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka Dari prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi pendidikan itu sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat dan jenis masyarakat dimana mereka berada, karena dalam realitasnya bahwa pengembangan demokrasi pendidikan itu akan banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat. 

D. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DALAM PANDANGAN ISLAM 

        Pada dasarnya, dasar-dasar demokrasi pendidikan menurut Islam memberikan kebebasan kepada individu (anak didik) untuk mengembangkan nilai-nilai fitrah yang ada pada dirinya untuk menyelaraskan dengan perkembangan zaman.Sebagai acuan pemahaman demokrasi pendidikan dalam Islam, nampaknya tercermin pada beberapa hal sebagai berikut: 

1. Islam mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu. Hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya : “Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan.” (HR. Ibnu Majah). Hadits tersebut mencerminkan bahwa di dalam Islam terdapat demokrasi pendidikan, dimana Islam tidak membedakan antara muslim laki-laki dan perempuan dalam hal kewajiban dan hak menuntut ilmu. 

2. Adanya keharusan bertanya kepada ahli ilmu. Didalam al Qur’an surat An Nahl ayat (43) Allah SWT berfirman: “Dan Kami tidak mengutus kepada mereka, kecuali orang laki-laki yang kami berikan wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kamu nkepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan”. (Qs. An Nahl: 43). Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa apabila pendidik dan anak didik dalam proses belajar dan dalam pemahaman ilmu-ilmu tersebut terdapat hal-hal yang kurang dipahami, maka perlu bertanya kepada yang ahli dalam bidang tersebut. 

E. DEMOKRASI PENDIDIKAN DI INDPONESIA 

        Sebenarnya bangsa indonesia telah mneganut dan mengembangkan asas demokrasi dalam pendidikan sejak di proklamasikannya kemerdekaan hingga masa pembangunan dan era reformasi sekarang ini. Pelaksanaan demokrasi pendiidkan tidakhanya terbatas pada pemberian kesempatan belajar, tetapi juga mencukupi fasilitas pendiidkan sesuai jenis dan jenjang pendidikan yang dibutuhkna masyarakat dengan tetap berorientasi kepada peningkatan mutu dan relevansi pendidikan atau keserasian anatar pendidikan dengan lapangan kerja yang tersedia 

BAB 8 

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN 

A. ALIRAN PROGRESIVISME Aliran ini merupakan salah satu aliran filsafat pendidikan yang berkembang pesat pada permulaan abad XX dan sangat berpengaruh dalam pembaruan pendidikan 

B. ALIRAN ESENSIALISME Esensialisme merupakan perpaduan antara ide-ide filsafat idealisme dan realisme 

C. ALIRAN PERENNIALISME Esensi kepercayaan filsafat ini ialah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi 

D. ALIRAN REKONSTRUKSIONALISME Aliran ini berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia 



BAB III  

PEMBAHASAN 

A. PERBANDINGAN ANTARA KEDUA BUKU 

        Dari buku utama pengertian filsafat adalah Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang ditempuh untuk memecahkan masalah. Sedangkan, pada pengertian untuk ke dua, merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan atau pembahasan masalah. Dari buku pembanding filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup dan dapat juga disebut pandangan hidup. Filsafat juga dapat diartikan sebagai berfikir reflektif dan kritis. Jadi menurut saya filsafat adalah suatu pemikiran yang dilakukan untuk memcahkan masalah yang berusaha untuk mencari sedalam dalamnya sebuah pemahaman. 

        Selanjutnya pengertian filsafat pendidikan dari buku utama yaitu menggunakan dua pendekatan yaitu menggunakan pendekatan tradisional dan kritis, yang pada intinya dari pendekatan itu menjelaskan bahwa filsafat pendidikan adalah cara pendekatan terhadap masalah pendidikan. Sedangkan pada buku pembanding filsafat pendidikan bersandarkan pada filsafat formal atau umum, yang memiliki arti bahwa masalah-masalah pendidikan merupakan karakter filsafat. Jadi menurut saya filsafat pendidikan adalah segala hal yang mempelajari pendidikan dan pelaksanaan pendidikan. Pada buku utama dan buku pembanding hanya materi filsafat dan filsafat pendidikan yang ada pada setiap buku jadi hanya itu yang dapat dibanding kan dan diambil kesimpulannya. 

B. KEUNGGULAN BUKU 

        Pada buku utama, buku ini sangat cocok untuk digunakan sebagai bahan ajar. Hal ini dikarenakan isi atau materi yang terkandung didalamnya tersusun secara sistematis yang memudahkan mahasiswa untuk memahami secara berkala materi yang dibahas pada setiap babnya. Dari segi bahasa juga bagus karena menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dimenegrti pembaca. Pada buku pembanding isi materi lebih banyak dalam menjelaskan mazhab-mazhab filsafat 

C. KELEMAHAN BUKU 

        Kedua buku ini mempunyai kelemahan yang sama yaitu, tidak terdapat indikator yang membantu mahasiswa mencapai kompetensi ajarnya, kedua buku tidak memiliki latihan yang diberikan untuk penugasan mahasiswa yang berguna untuk mengevaluasi pemahaman mahasiswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya sehingga mahasiswa dapat lebih memahami makna materi yang dipaparkan. Selain itu tidak dicantumkan rangkuman pada akhir bab pada buku pembanding, hal itu merupakan salah satu kelemahan yang ada, karna rangkuman sangat membantu mahasiswa dalam meringkas ulang apa isi dari materi yang ada. Dan juga Kedua buku tidak melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik perhatian pembaca. 


BAB IV PENUTUP 

A. KESIMPULAN 

        Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat adalah adalah suatu pemikiran yang dilakukan untuk memcahkan masalah yang berusaha untuk mencari sedalam dalamnya sebuah pemahaman. Filsafat memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari filsafat pendidikan karena Filsafat dijadikan sebagai media untuk menyusun proses pendidikan ,menyelaraaskan dan mengharmoniskan dan menernagkan nilai-nilai dan tujuan yang akan dicapai.dalam pelaksanaanya filsafat pendidikan 

B.SARAN 

        Saran saya sebaiknya sebagai calon guru kita harus menguasi dan mendalami filsafat pendidikan agar dapat meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan karena filsafat pendidikan sangat penting dalam peran pendiidkan sebab masalah-masalah pendidikan akan berkaitan dengan masalah-masalah filsafat umum, seperti hakikat kehidupan yang baik, pendidikan akan berusaha untuk mencapainya. 


DAFTAR PUSTAKA 

Muhammad Anwar. 2017. Filsafat Pendidikan, Makassar, Kencana Drs.Uyoh Sadulloh, M.Pd.2017.                     Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung, Alfabeta.

RAMADHAN DI QOLBU, CORONA BERLALU

        Ramadhan adalah bulan yang ditungugu-tunggu oleh ummat Muslim. Bulan dimana Al-Qur’an diturunkan, rizqi ditambahkan, serta keberkahan berlimpah ruah. Namun, Ramadhan kali ini ada sesuatu yang berbeda, yaitu virus “Corona”. Kamu tahu apa itu “Corona?” sejenis virus mematikan yang memangsa manusia. Kala itu, mengharuskan manusia untuk tidak kemana-mana, tepatnya #Dirumahaja. Perintah di rumah aja mengharuskan manusia untuk beribadah dari rumah, WFH, maupun aktivitas lainnya. 

       Demikian pun aku, yang baru jalan 2 (dua) bulan menginjak masa walimahan. Kau tahu bagaimana rasanya menikah dimasa pandemi? Dikala polisi berkeliaran kesana-kemari. Dikala keramaian dan berkumpul menjadi momok masa kini. Dikala menikah hanya mengharap akad dan restu tanpa terlibat pesta dan kumpulan sanak keluarga. Bicara tentang keluarga, tentu tidak jauh dari kata Ayah dan Ibu. Sebuah rumah dimana selalu menjadi tempat pulang paling nyaman dan aman untuk bersama. Dimana sahur dan berbuka selalu ada moment keceriaan bersama. 

      Berbeda dengan biasanya, Ramadhan kali ini ku habiskan waktu di rumah mertua. Tentu banyak perbedaan dengan bersama orangtua. Namun, aku bersyukur karena memiliki orangtua kedua dimana ia menganggap diriku seperti puterinya. Mempunyai suami dimana dirinya mampu menjadi imam yang baik untuk keluarganya. Alhamdulillah ala kulli hal. Keluarga. Sebuah nama dimana dua keluarga besar dikumpulkan menjadi satu. Dimana kamu ngga hanya bicara tentang aku, tapi beralih menjadi kita dan mereka. Dan tentu, momen Ramadhan kali ini banyak keberkahan indah didalamnya. Berkah dimana banyak hal baru yang patut untuk disyukuri. Sebuah keberkahan dimana bulan ini adalah bulan yang penuh akan mulia dan berkah didalamnya. 

        Bulan ini disebut juga dengan bulan syahrun mubarak. Hal ini adalah berdasarkan pada dalil hadist Nabi Rasulullah SAW yang artinya : ”Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian..” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi). Dan juga bahwa setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya. Maka dari itu, banyak orang-orang berusaha untuk mengkhatamkan Al-Qur’an dimana setiap hurufnya penuh dengan pahala. Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi : 

 شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

         Artinya: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Depag RI, 2019)

        Maka dari itu, tidak ada sesuatu yang sia-sia di sisi-Nya. Dengan adanya corona tentu saja menghadirkan kebahagiaan pada sisi positifnya. Kebersamaan yang menghangatkan. Dimana anggota keluarga banyak menghabiskan moment kebersamaan didalamnya. Namun, meskipun begitu ada sebagian mereka yang terpaksa harus kehilangan pekerjaan karena harus di rumahkan. Maka dari itu, "Ramadhan tetaplah di Qolbu, sementara Corona segeralah berlalu."